Profil Desa Semawung Daleman
Ketahui informasi secara rinci Desa Semawung Daleman mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Semawung Daleman, sebuah kelurahan di Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan pariwisata. Wilayah ini dikenal sebagai lumbung padi dengan irigasi yang baik, dan kini mengembangkan Embung
-
Sentra Pertanian Strategis
Desa Semawung Daleman ialah wilayah agraris dengan irigasi yang melimpah, menjadikannya lumbung padi dan produsen sayuran utama di Kecamatan Kutoarjo.
-
Destinasi Wisata Embung Semawung
Embung yang semula untuk irigasi ini telah diubah menjadi tempat wisata dengan berbagai fasilitas rekreasi, dikelola secara profesional oleh Bumdes Kalimassada dan menjadi ikon pariwisata baru.
-
Kaya Akan Sejarah dan Budaya
Desa ini memiliki keterkaitan historis dengan Kadipaten Semawung dan memiliki warisan budaya berupa situs-situs bersejarah seperti Masjid Tiban, yang menambah daya tarik sebagai destinasi wisata religi dan edukasi.
Desa Semawung Daleman, yang berlokasi di Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menjadi salah satu wilayah yang menampilkan perpaduan harmonis antara tradisi pertanian yang kuat dan inovasi pariwisata yang menjanjikan. Sebagai kelurahan yang strategis, Semawung Daleman tidak hanya dikenal sebagai lumbung padi bagi wilayah sekitarnya, tetapi juga sebagai destinasi wisata baru yang menawarkan ketenangan alam. Letak geografis yang mudah dijangkau dari pusat kota Purworejo menjadi keunggulan tersendiri, menjadikannya pilihan menarik bagi warga lokal dan pendatang. Perkembangan ini menegaskan bahwa desa ini bukan sekadar wilayah agraris, melainkan pusat ekonomi dan budaya yang terus tumbuh.
Sejarah dan Geografi Semawung Daleman
Secara historis, nama Semawung memiliki akar yang dalam dalam sejarah Purworejo. Sumber-sumber sejarah menyebutkan bahwa Kutoarjo pada masa penjajahan Hindia Belanda merupakan ibu kota dari Kadipaten Semawung. Seiring berjalannya waktu, Kadipaten ini digabung dengan Kabupaten Purworejo pada tahun 1934, namun nama Semawung tetap melekat dan menjadi identitas penting bagi desa ini. Wilayahnya memiliki keterkaitan erat dengan tokoh-tokoh penting di masa lalu.Desa Semawung berbatasan langsung dengan sejumlah wilayah lain. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Wonoroto dan Kelurahan Cangkrep Kidul, Kecamatan Purworejo. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cengkawak, Kecamatan Banyuurip. Batas di sebelah timur ialah Desa Kemanukan dan Desa Piji, Kecamatan Bagelen dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Popongan, Kecamatan Banyuurip. Letak geografis ini menunjukkan posisi Semawung sebagai penghubung penting di antara beberapa kecamatan. Dengan luas wilayah mencapai 266,8740 hektar, topografi desa ini berupa dataran rendah dengan ketinggian sekitar 200 meter di atas permukaan laut.Data mengenai populasi dan kepadatan penduduk Desa Semawung Daleman menjadi indikator penting dalam perencanaan pembangunan. Data terbaru menunjukkan bahwa desa ini memiliki jumlah penduduk sekitar 11.309 jiwa, dengan kepadatan penduduk mencapai 47,55 per hektar. Kondisi ini mencerminkan dinamika sosial dan kebutuhan akan pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan untuk menunjang kehidupan masyarakat yang produktif dan sejahtera. Pemerintah desa secara aktif bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan keseimbangan antara pertumbuhan populasi dan ketersediaan sumber daya.
Potensi Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat
Sektor pertanian merupakan tulang punggung ekonomi Desa Semawung Daleman. Lokasi desa yang dikelilingi oleh empat sungai, yakni Sungai Nggebrik, Sungai Gesing, Sungai Renggong, dan Sungai Klitih, memberikan irigasi yang melimpah dan menjadikannya ideal untuk pertanian. Tanaman padi dan sayuran menjadi komoditas utama yang diandalkan oleh sebagian besar penduduk. Produktivitas pertanian yang tinggi tidak lepas dari peran penting Bendung Kalisemo yang mengairi sebagian besar lahan sawah di wilayah ini. Inovasi terus dilakukan, salah satunya dengan mengembangkan pertanian organik untuk meningkatkan nilai jual produk.Selain itu, sektor perikanan juga mulai digerakkan. Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui kegiatan penebaran bibit ikan di embung dan sungai, yang tidak hanya bertujuan untuk menjaga ekosistem perairan tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga. Upaya ini merupakan bagian dari visi pemerintah desa untuk diversifikasi mata pencaharian dan mengurangi ketergantungan pada satu sektor saja.Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) memegang peranan vital dalam menggerakkan ekonomi desa. Bumdes Kalimassada, sebagai salah satu contoh, mengelola berbagai unit usaha yang menopang perekonomian lokal. Salah satu program unggulan yang berhasil dikelola oleh Bumdes adalah pengembangan Embung Semawung sebagai destinasi wisata. Dengan adanya pengelolaan profesional, embung yang semula hanya berfungsi sebagai penampung air irigasi kini telah bertransformasi menjadi area rekreasi yang ramai dikunjungi.
Embung Semawung: Dari Irigasi Menjadi Destinasi Wisata Favorit
Salah satu bukti nyata inovasi di Desa Semawung Daleman ialah pengembangan Embung Semawung. Embung ini mulanya dibangun untuk mengatasi minimnya pasokan air irigasi dari Bendung Kalisemo, khususnya pada masa tanam. Namun dengan inisiatif dan kolaborasi antara pemerintah desa serta masyarakat, embung ini dioptimalkan menjadi objek wisata. Proyek ini tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah, tetapi juga dukungan swadaya masyarakat. Transformasi ini menunjukkan bagaimana sumber daya alam dapat diubah menjadi aset ekonomi yang produktif.Embung Semawung sekarang dilengkapi dengan berbagai fasilitas rekreasi. Selain menjadi spot memancing, pengunjung dapat menikmati suasana sore yang sejuk dan menenangkan, bermain bebek air kayuh, atau sekadar bersantai di pinggir embung. Destinasi ini menjadi magnet bagi warga dari dalam dan luar desa. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, embung ini sudah menunjukkan dampak positif terhadap perekonomian lokal. Keberadaannya membuka peluang usaha bagi warga setempat, seperti warung kuliner dan persewaan fasilitas.Pengelola embung, yang bekerja sama dengan Bumdes, terus berupaya menambah fasilitas dan mempercantai area sekitar. Rencana ke depan, embung ini akan menjadi bagian integral dari paket wisata yang lebih luas, termasuk wisata edukasi dan budaya. Kolaborasi dengan destinasi lain, seperti Masjid Tiban Jatisalam, dipercaya akan menciptakan sinergi yang kuat dan meningkatkan daya tarik wisata di Semawung Daleman secara keseluruhan.
Kearifan Lokal dan Harapan Masa Depan
Selain kekayaan alam dan potensi ekonomi, Desa Semawung Daleman juga kaya akan kearifan lokal. Salah satu warisan budaya yang menarik adalah keberadaan Masjid Tiban di Jatisalam, yang konon terkait dengan perjalanan dakwah Sunan Geseng. Tempat ini tidak hanya menjadi simbol religi, tetapi juga destinasi ziarah yang menarik. Keterkaitan antara potensi alam, sejarah, dan nilai-nilai spiritual ini menciptakan narasi yang unik dan mendalam tentang desa ini.Masa depan Desa Semawung Daleman terlihat cerah. Dengan komitmen pemerintah desa untuk terus berinovasi dan dukungan aktif dari masyarakat, desa ini berpotensi menjadi model bagi pengembangan desa lainnya. Pemanfaatan teknologi dan media sosial juga berperan penting dalam mempromosikan potensi desa, menjangkau audiens yang lebih luas, dan menarik investasi. Fokus pada pembangunan berkelanjutan, yang memadukan sektor pertanian dan pariwisata, akan memastikan bahwa kesejahteraan masyarakat meningkat tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.Profil Desa Semawung Daleman merupakan contoh keberhasilan dalam mengelola sumber daya dan potensi yang ada. Perpaduan antara tradisi, inovasi, dan kolaborasi menjadi kunci utama dalam membangun desa yang mandiri, sejahtera, dan dikenal luas. Keberadaan desa ini sebagai lumbung pangan dan destinasi wisata baru adalah bukti nyata bahwa potensi desa di Indonesia sangatlah besar, dan dapat dioptimalkan melalui perencanaan yang matang dan eksekusi yang tepat.
